Tari Gatsi, Tradisi Pengucapan Syukur Suku Marind

Suku Marind adalah suku yang tinggal di bagian selatan sungai Digul, sebelah timur dari Pulau Yos Sudarso, Merauke.

Pada masa lalu, para orang-orang Marind terkenal karena berburu kepala. Berakar pada sistem kepercayaan mereka dan terkait dengan pemberian nama bayi yang baru lahir.

Tengkorak itu diyakini mengandung seperti kekuatan magis. Berburu kepala tidak termotivasi terutama oleh kanibalisme, tetapi daging orang yang sudah tewas itu dikonsumsi.

Kata seperti leluhur, roh, makhluk adalah dema dalam bahasa Marind. Kesamaan dari kata tersebut yang merujuk ke “setan” adalah bersifat insidental. Setiap keluarga terus menurunkan tradisi ini, itu terutama tugas dari orang-orang besar di keluarga masing-masing.

Salah satu kebudayaan suku Marind adalah tarian Gatsi.  Tarian ini adalah tarian umum dari suku Marind yang menggambarkan bahwa orang Marind selalu patuh pada budayanya meskipun jaman sudah modern. Tarian ini biasa ditampilkan pada acara—acara adat, contohnya : Pesta Tusuk Telinga.

Selain itu, ada festival Dambu yang merupakan salah satu pesta ucapan terima kasih kepada Tuhan atas hasil panen, dengan menampilkan kompetisi hasil panen seperti Kumbili, Ham dan Yaro Yang paling Besar dan Panjang, pada acara tersebut juga diisi dengan tari tradisional  dan gulat tradisional.

Scroll to top
%d bloggers like this: